+ -

Pages

Nabi Muhammad SAW

check wilujeungs.blogspot.com,-








Pendahuluan
Nama Muhammad bin Abdullah
Garis keturunan AYAH Adam as => Syits => Anusy => Qainan => Mahlail => Yarid => Idris as => Mutawasylah => Lamak => Nuh as => Sam => Arfakhsyadz => Syalih => Abir =>? Falij => Ra'u => Saruj => Nahur => Azar => Ibrahim as => Ismail as => Nabit => Yasyjub => Ya'rub => Tairah => Nahur => Muqawwim => Udad => Adnan => Ma'ad => Nizar => Mudhar => Ilyas => Mudrikah => Khuzaimah => Kinanah => an-Nadhar => Malik => Quraisy (Fihr) => Ghalib => Lu'ay => Ka'ab => Murrah => Kilab => Qushay => Zuhrah => Abdu Manaf => Hasyim => Abdul Muthalib => Abdullah => Muhammad saw
Garis keturunan IBU Adam as => Syits => Anusy => Qainan => Mahlail => Yarid => Idris as => Mutawasylah => Lamak => Nuh as => Sam => Arfakhsyadz =>? Syalih => Abir => Falij => Ra'u => Saruj => Nahur => Azar => Ibrahim as => Ismail as => Nabit => Yasyjub => Ya'rub => Tairah => Nahur => Muqawwim => Udad => Adnan => Ma'ad => Nizar => Mudhar => Ilyas => Mudrikah => Khuzaimah => Kinanah => an-Nadhar => Malik => Quraisy (Fihr) => Ghalib => Lu'ay => Ka'ab => Murrah => Kilab => Qushay => Zuhrah => Abdu Manaf => Wahab => Aminah => Muhammad saw
Usia 62 tahun
Periode Sejarah 570 - 632 M
Tempat diutus Mekah al-Mukarramah
Jumlah Keturunan 7 anak (3 laki-laki, 4 perempuan)
Tempat Wafat Madinah an-Nabawiyah
Sebutan Kaum Bangsa Arab
Di Al-Quran disebutkan sebanyak 25 kali secara jelas


Disadari atau tidak, wujud Tuhan pasti dirasakan oleh jiwa manusia baik redup atau benderang. Manusia menyadari bahwa suatu ketika dirinya akan mati. Kesadaran ini mengantarkannya kepada pertanyaan tentang apa yang akan terjadi sesudah kematian, bahkan menyebabkan manusia berusaha memperoleh kedamaian dan keselamatan di negeri yang tak dikenal itu.

Wujud Tuhan yang dirasakan, serta hal-ihwal kematian, merupakan dua dari sekian banyak faktor pendorong manusia untuk berhubungan dengan Tuhan dan memperoleh informasi yang pasti. Sayangnya tidak semua manusia mampu melakukan hal itu. Namun, kemurahan Allah menyebabkan-Nya memilih manusia tertentu untuk menyampaikan pesan-pesan Allah, baik untuk periode dan masyarakat tertentu maupun untuk seluruh manusia di setiap waktu dan tempat. Mereka yang mendapat tugas itulah yang dinamai Nabi (penyampai berita) dan Rasul (Utusan Tuhan).

Jumlah mereka secara pasti tidak diketahui. Al-Quran hanya menginforrnasikan bahwa,

"Tidak satu umat (kelompok masyarakat) pun kecuali telah pernah diutus kepadanya seorang pembawa peringatan" (QS Fathir [35]: 24)

Al-Quran juga menyatakan kepada Nabinya bahwa,

"Kami telah mengutus nabi-nabi sebelum kamu, di antara mereka ada yang telah kami sampaikan kisahnya, dan ada pula yang tidak Kami sampaikan kepadamu" (QS Al-Mu'min [40]: 78)

Al-Quran menyebutkan secara tegas nama dua puluh lima Nabi/Rasul; delapan belas di antaranya disebutkan dalam Al-Quran surat Al-An'am (6): 83-86, sisanya didapatkan dari berbagai ayat.

Nabi Muhammad saw seperti dinyatakan Al-Quran surat Al-A'raf (7): 158 -diutus kepada seluruh manusia, dan beliau merupakan khataman nabiyyin (penutup para nabi) (QS Al-Ahzab [33]: 40).

Masa Prakelahiran

Al-Quran menegaskan bahwa para nabi telah pernah diangkat janjinya untuk percaya dan membela Nabi Muhammad saw

"Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dan para Nabi, 'Sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang Rasul (Muhammad) yang membenarkan kamu, niscaya kamu sungguh-sungguh akan beriman kepadanya dan menolongnya.' Allah berfirman, 'Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku yang demikian itu?' Mereka menjawab, 'Kami mengakui.'" (QS Ali'Imran [3]: 81)

Allah SWT telah merencanakan sesuatu untuk Nabi Muhammad saw, jauh sebelum kelahiran beliau. Karena itu pula sementara pakar menyatakan bahwa kematian ayah beliau sebelum kelahiran, kepergiannya ke pedesaan menjauhi ibunya, serta ketidakmampuannya membaca dan menulis merupakan strategi yang dipersiapkan Tuhan kepada beliau untuk dijadikan utusan-Nya kepada seluruh umat manusia kelak.

Bahkan ulama lain meyakini bahwa pemilihan hal-hal tertentu berkaitan dengan beliau bukanlah kebetulan. Misalnya bulan lahir, hijrah, dan wafatnya pada bulan Rabi'ul Awal (musim bunga). Nama beliau Muhammad (yang terpuji), ayahnya Abdullah (hamba Allah), ibunya Aminah (yang memberi rasa aman), kakeknya yang bergelar Abdul Muththalib bernama Syaibah (orang tua yang bijaksana), sedangkan yang membantu ibunya melahirkan bernama Asy-Syifa' (yang sempurna dan sehat), serta yang menyusukannya adalah Halimah As-Sa'diyah (yang lapang dada dan mujur). Semuanya mengisyaratkan keistimewaan berkaitan dengan Nabi Muhammad saw Makna nama-nama tersebut memiliki kaitan yang erat dengan kepribadian Nabi Muhammad saw

Al-Quran surat Al-A'raf (7): 157 juga menginformasikan bahwa Nabi Muhammad saw pada hakikatnya dikenal oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Hal ini antara lain disebabkan mereka mendapatkan (nama)-nya tertulis di dalam Taurat dan Injil (QS Al-A'raf [7]: 157).

Menurut pakar agama Islam, yang ditegaskan oleh Al-Quran itu, dapat terbaca antara lain dalam Pertanjian Lama, Kitab Ulangan 33 ayat 2: "... bahwa Tuhan telah datang dari Torsina, dan telah terbit untuk mereka itu dari Seir, kelihatanlah ia dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran."

Pemahaman mereka berdasarkan analisis berikut: "Gunung Paran" menurut Kitab Pertanjian Lama, Kejadian ayat 21, adalah tempat putra Ibrahim -yakni Nabi Ismail- bersama ibunya Hajar memperoleh air (Zam-Zam). Ini berarti bahwa tempat tersebut adalah Makkah, dan dengan demikian yang tercantum dalam Kitab Ulangan di atas mengisyaratkan tiga tempat terpancarnya cahaya wahyu Ilahi: Thur Sina tempat Nabi Musa a.s., Seir tempat Nabi Isa a.s. , dan Makkah tempat Nabi Muhammad saw. Sejarah membuktikan bahwa beliau satu-satunya Nabi dari Makkah.

Karena itu pula wajar jika Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 146 menyatakan bahkan mereka itu mengenalnya (Muhammad saw), sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka, bahkan salah seorang penganut agama Yahudi yang kemudian masuk Islam, yaitu Abdullah bin Salam pernah berkata, "Kami lebih mengenal dan lebih yakin tentang kenabian Muhammad saw daripada pengenalan dan keyakinan kami tentang anak-anak kami. Siapa tahu pasangan kami menyeleweng."

Masa Prakenabian

Ada beberapa ayat Al-Quran yang berbicara tentang Nabi Muhammad saw sebelum kenabian beliau. Antara lain,

"Bukankah Dia (Tuhan) mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu, dan Dia mendapatimu bimbang, lalu Dia memberi petunjuk kepadamu, dan Dia mendapatimu dalam keadaan kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?" (QS Al-Dhuha [93]: 6-8)

Beliau yatim sejak di dalam kandungan, kemudian dipelihara dan dilindungi oleh paman dan kakeknya. Beliau hidup di dalam keresahan dan kebimbangan melihat sikap masyarakatnya, lalu Allah memberinya petunjuk, dan mengangkatnya sebagai Nabi dan Rasul. Beliau hidup miskin karena ayahnya tidak meninggalkan warisan untuknya, kecuali beberapa ekor kambing dan harta lainnya yang tidak berarti. Tetapi Allah memberinya kecukupan, khususnya menjelang dan saat hidup berumah tangga dengan istrinya, Khadijah a.s.

Ayat lain yang oleh ulama dianggap berbicara tentang Nabi Muhammad saw pada masa kanak-kanaknya, adalah surat Alam Nasyrah ayat pertama: "Bukankah Kami (Tuhan) telah melapangkan dada untukmu?"

Sebagian ulama mengartikan kata nasyrah dengan "memotong/membedah." Memang, bila dikaitkan dengan sesuatu yang bersifat materi, artinya demikian. Apabila dikaitkan dengan sesuatu yang bersifat nonmateri, kata itu mengandung arti membuka, memberi pemahaman, menganugerahkan ketenangan dan semaknanya. Yang mengaitkan dengan hal-hal materi berpendapat bahwa ayat ini berbicara tentang "pembedahan" yang pernah dilakukan oleh para malaikat terhadap Nabi Muhammad saw kala beliau remaja. Pendapat ini antara lain dikemukakan oleh mufasir An -Naisaburi.

Tetapi sepanjang penelitian Prof. Dr. M. Quraish Shihab, kata tersebut dengan berbagai bentuknya terulang sebanyak 5 kali, dan tidak satu pun yang digunakan dengan arti harfiah, apalagi bermakna pembedahan. Akan lebih jelas lagi jika hal itu disejajarkan dengan ayat yang berbicara tentang doa Nabi Musa a.s. di dalam Al-Quran.

"Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku" (QS Thaha [20]: 25-28)

Selanjutnya Al-Quran menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw tidak pernah membaca satu kitab atau menulis satu kata sebelum datangnya wahyu Al-Quran.

"Engkau tidak pernah membaca satu kitab pun sebelumnya (Al-Quran), tidak juga menulis satu tulisan dengan tanganmu, (andai kata kamu pernah membaca dan menulis) pasti akan benar-benar ragulah orang yang mengingkari-(mu)" (QS Al-'Ankabut [29]: 48).

Ayat ini secara pasti menyatakan bahwa beliau saw adalah orang yang tidak pandai membaca dan menulis. Banyak ulama yang memahami bahwa kendatipun kemudian Nabi saw menganjurkan umatnya belajar membaca dan menulis, namun beliau sendiri tidak melakukannya, karena Allah SWT ingin menjadikan beliau sebagai bukti bahwa informasi yang diperolehnya benar-benar bukan bersumber dari manusia, melainkan dari Allah SWT

Ada juga ulama yang memahami bahwa ketidakmampuan beliau membaca hanya terbatas sampai sebelum terbukti kebenaran ajaran Islam. Setelah kebenaran Islam terbukti -setelah hijrah ke Madinah- beliau telah pandai membaca. Menurut pendukungnya ide ini dikuatkan antara lain oleh kata "sebelumnya" yang terdapat pada ayat di atas.

Memang, kata ummi hanya ditemukan dua kali dalam Al-Quran (QS Al-A'raf [7] 157 dan 158), dan keduanya menjadi sifat Nabi Muhammad saw Memang kedua ayat itu turun di Makkah, meskipun ada juga ayat lain yang turun di Madinah menyatakan,

"Dia (Allah) yang mengutus kepada masyarakat ummiyyin (buta huruf), seorang Rasul di antara mereka" (QS Al-Jum'ah [62]: 2)

Di sisi lain, harus disadari bahwa masyarakat beliau ketika itu menganggap kemampuan menulis sebagai bukti kelemahan seseorang. Pada masa itu sarana tulis-menulis amat langka, sehingga masyarakat amat mengandalkan hafalan. Seseorang yang menulis dianggap tidak memiliki kemampuan menghafal, dan ini merupakan kekurangan. Penyair Zurrummah pernah ditemukan sedang menulis, dan ketika ia sadar bahwa ada orang yang melihatnya, ia bermohon: "Jangan beri tahu siapa pun, karena ini (kemampuan menulis) bagi kami adalah aib."

Memang, nilai-nilai dalam masyarakat berubah, sehingga apa yang dianggap baik pada hari ini, boleh jadi sebelumnya dinilai buruk. Pada masa kini kemampuan menghafal tidak sepenting masa lalu, karena sarana tulis-menulis dengan mudah diperoleh.

Masa Kenabian

Pada usia 40 tahun, yang disebut oleh Al-Quran surat Al-Ahqaf ayat 15 sebagai usia kesempurnaan, Muhammad saw diangkat menjadi Nabi. Ditandai dengan turunnya wahyu pertama Iqra' bismi Rabbik.

Sebelumnya beliau tidak pernah menduga akan mendapat tugas dan kedudukan yang demikian terhormat. Karena itu ditemukan ayat-ayat Al-Quran yang menguraikan sikap beliau terhadap wahyu dan memberi kesan bahwa pada mulanya beliau sendiri "ragu" dan gelisah mengenai hal yang dialaminya. QS Yunus (10): 94 mengisyaratkan bahwa,

"Kalau engkau ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab Suci sebelum kamu (QS Yunus [10]: 94)

Kegelisahan itu bertambah besar pada saat wahyu yang beliau nanti-nantikan tidak kunjung datang, hingga menurut beberapa riwayat beliau sedemikian gelisah, sampai-sampai konon beliau hampir saja mencelakakan dirinya. Rupanya Allah SWT bermaksud menjadikan beliau lebih merindukan lagi "sang kekasih dan firman-firman-Nya" agar semakin mantap cinta beliau kepada-Nya.

Ketika matahari naik sepenggalah, cahayanya memancar menerangi seluruh penjuru. Cahayanya tidak terlalu terik, sehingga tidak menyebabkan gangguan sedikit pun, bahkan panasnya memberikan kesegaran, kenyamanan, dan kesehatan. Di sini Allah SWT melambangkan kehadiran wahyu selama ini sebagai kehadiran cahaya matahari yang sinarnya demikian jelas, menyegarkan, dan menyenangkan. Sedangkan ketidakhadiran wahyu dinyatakan dengan kalimat, "Demi malam ketika hening."

Kenabian Muhammad saw bukan merupakan hal yang baru bagi umat manusia. Nabi Muhammad secara tegas diperintahkan untuk menyatakan hal itu,

"Katakanlah, 'Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul. Aku tidak mengetahui yang diperbuat terhadapku, tidak juga terhadapmu. Aku tidak lain hanya mengikuti yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.'" (QS Al-Ahqaf [46]: 9)

Namun demikian kenabian Muhammad saw berbeda dengan kenabian utusan Tuhan yang lain. Sebelum beliau, para Nabi dan Rasul diutus untuk masyarakat dan waktu tertentu, tetapi Nabi Muhammad saw diutus untuk seluruh manusia di setiap waktu dan tempat,

"Katakanlah (hai Muhammad), 'Wahai seluruh manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk kamu semua'" (QS Al-A'raf [7]: 158)

Ada sementara orientalis yang menduga bahwa pada mulanya Nabi Muhammad saw hanya bermaksud mengajarkan agamanya kepada orang-orang Arab, tetapi setelah beliau berhasil di Madinah, beliau memperluas dakwahnya untuk seluruh manusia.

Pendapat ini sungguh keliru, karena sejak di Makkah beliau telah menegaskan bahwa beliau diutus untuk seluruh manusia.

"Katakanlah (hai Muhammad), 'Wahai seluruh manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk kamu semua.'" (QS Al-A'raf [7]: 158)

Ayat ini turun ketika Nabi saw sedang berada di Makkah, bahkan menurut sementara ulama, semua ayat Al-Quran yang dimulai dengan panggilan "Wahai seluruh manusia," semuanya turun di Makkah kecuali beberapa ayat.

Ketika masyarakat Arab Quraisy meminta bukti-bukti yang bersifat suprarasional, Nabi Muhammad saw diperintahkan untuk menyampaikan kalimat-kalimat berikut:

"Katakanlah, 'Sesungguhnya bukti-bukti itu bersumber dari Allah, sedang aku hanya pembawa peringatan yang menjelaskan.'" (QS Al-'Ankabut [29]: 50)

Memang Nabi Muhammad saw tidak mengandalkan hal-hal yang bersifat suprarasional sebagai bukti kebenaran ajarannya. Bukti kebenaran kenabian dan kerasulannya adalah Al-Quran dan diri beliau sendiri yang ummi (tidak pandai membaca dan menulis). Para pakar bersepakat dengan menggunakan berbagai tolok ukur untuk mengakui beliau sebagai manusia teragung yang pernah dikenal oleh sejarah kemanusiaan

"Wahai seluruh manusia, telah datang kepada kamu bukti yang sangat jelas dan Tuhanmu (yakni Muhammad saw), dan Kami telah (pula) menurunkan cahaya yang terang benderang (Al-Quran)" (QS Al-Nisa' [4]: 174)

Akhlak dan Fungsi Kenabian Muhammad saw

Al-Quran mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad saw memiliki akhlak yang sangat agung. Bahkan dapat dikatakan bahwa konsideran pengangkatan beliau sebagai nabi adalah keluhuran budi pekertinya. Hal ini dipahami dari wahyu ketiga yang antara lain menyatakan bahwa:

"Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang agung" (QS Al-Qalam [68]: 4)

Kata "di atas" tentu mempunyai makna yang sangat dalam, melebihi kata lain, misalnya, pada tahap/dalam keadaan akhlak mulia Seperti dikemukakan di atas, Al-Quran surat Al-An'am ayat 90 menyebutkan dalam rangkaian ayat-ayatnya 18 nama Nabi/Rasul. Setelah kedelapan belas nama disebut, Allah berpesan kepada Nabi Muhammad saw, "Mereka itulah yang telah memperoleh petunjuk dari Allah, maka hendaknya kamu meneladani petunjuk yang mereka peroleh." Karena itu pula sebagian ulama tafsir menyimpulkan, bahwa pastilah Nabi Muhammad saw telah meneladani sifat-sifat terpuji para nabi sebelum beliau

Nabi Nuh a.s. dikenal sebagai seorang yang gigih dan tabah dalam berdakwah. Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai seorang yang amat pemurah, serta amat tekun bermujahadah mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Daud a.s. dikenal sebagai nabi yang amat menonjolkan rasa syukur serta penghargaannya terhadap nikmat Allah. Nabi Zakaria a.s., Yahya a.s., dan Isa a.s., adalah nabi-nabi yang berupaya menghindari kenikmatan dunia demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nabi Yusuf a.s. terkenal gagah, dan amat bersyukur dalam nikmat dan bersabar menahan cobaan. Nabi Yunus a. s. diketahui sebagai nabi yang amat khusyuk ketika berdoa, Nabi Musa terbukti sebagai nabi yang berani dan memiliki ketegasan, Nabi Harun a.s. sebaliknya, adalah nabi yang penuh dengan kelemahlembutan. Demikian seterusnya, dan Nabi Muhammad saw meneladani semua keistimewaan mereka itu. Ada beberapa sifat Nabi Muhammad saw yang ditekankan oleh Al-Quran, antara lain,

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu (umat manusia), serta sangat menginginkan kebaikan untuk kamu semua, lagi amat tinggi belas kasihannya serta penyayang terhadap orang-orang mukmin" (QS Al-Tawbah [9]: 128)

Begitu besar perhatiannya kepada umat manusia, sehingga hampir-hampir saja ia mencelakakan diri demi mengajak mereka beriman (baca QS Syu'ara [26]: 3). Begitu luas rahmat dan kasih sayang yang dibawanya, sehingga menyentuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk-makhluk tak bernyawa.

Sebelum Eropa memperkenalkan Organisasi Pencinta Binatang, Nabi Muhammad saw telah mengajarkan, "Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang-binatang, kendarailah dan makanlah dengan baik." "Seorang wanita terjerumus ke dalam neraka karena seekor kucing yang dikurungnya." "Seorang wanita yang bergelimang dosa diampuni Tuhan karena memberi minum seekor anjing yang kehausan."

Rahmat dan kasih sayang yang dicurahkannya sampai pula pada benda-benda tak bernyawa. Susu, gelas, cermin, tikar, perisai, pedang, dan sebagainya, semuanya beliau beri nama, seakan-akan benda-benda tak bernyawa itu mempunyai kepribadian yang membutuhkan uluran tangan, rahmat, kasih sayang, dan persahabatan.

Diakui bahwa Muhammad saw diperintahkan Allah untuk menegaskan bahwa,

"Aku tidak lain kecuali manusia seperti kamu, (tetapi aku) diberi wahyu ..." (QS Al-Kahf [18]: 110)

Beliau adalah manusia seperti manusia yang lain dalam naluri, fungsi fisik, dan kebutuhannya, tetapi bukan dalam sifat-sifat dan keagungannya, karena beliau mendapat bimbingan Tuhan dan kedudukan istimewa di sisi-Nya, sedang yang lain tidak demikian. Seperti halnya permata adalah jenis batu yang sama jenisnya dengan batu yang di jalan, tetapi ia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh batu-batu lain. Dalam bahasa tafsir Al-Quran, "Yang sama dengan manusia lain adalah basyariyah bukan pada insaniyah." Perhatikan bunyi firman tadi: basyarun mitslukum bukan insan mitslukum.

Atas dasar sifat-sifat yang agung dan menyeluruh itu, Allah SWT menjadikan beliau sebagai teladan yang baik sekaligus sebagai syahid (pembawa berita gembira dan pemberi peringatan)

"Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian." (QS Al-Ahzab [33]: 2l)

Keteladanan tersebut dapat dilakukan oleh setiap manusia, karena beliau telah memiliki segala sifat terpuji yang dapat dimiliki oleh manusia.

Dalam konteks ini, Abbas Al-Aqqad, seorang pakar Muslim kontemporer menguraikan bahwa manusia dapat diklasifikasikan ke dalam empat tipe: seniman, pemikir, pekerta, dan yang tekun beribadah. Sejarah hidup Nabi Muhammad saw membuktikan bahwa beliau menghimpun dan mencapai puncak keempat macam manusia tersebut. Karya-karyanya, ibadahnya, seni bahasa yang dikuasainya, serta pemikiran-pemikirannya sungguh mengagumkan setiap orang yang bersikap objektif. Karena itu pula seorang Muslim akan kagum berganda kepada beliau, sekali pada saat memandangnya melalui kacamata ilmu dan kemanusiaan, dan kedua kali pada saat memandangnya dengan kacamata iman dan agama.

Banyak fungsi yang ditetapkan Allah bagi Nabi Muhammad saw, antara lain sebagai syahid (pembawa berita gembira dan pemberi peringatan) (QS Al-Fath [48]: 8), yang pada akhirnya bermuara pada penyebarluasan rahmat bagi alam semesta.

Demikian itulah Kami jadikan kamu umat pertengahan, agar kamu menjadi saksi terhadap manusia, dan agar Rasul (Muhammad saw) menjadi saksi terhadap kamu ... (QS Al-Baqarah [2]: 143)

Kata syahid/syahid antara lain berarti "menyaksikan," baik dengan pandangan mata maupun dengan pandangan hati (pengetahuan). Ayat itu menjelaskan keberadaan umat Islam pada posisi tengah, agar mereka tidak hanyut pada pengaruh kebendaan, tidak pula mengantarkannya membubung tinggi ke alam ruhani sehingga tidak berpijak lagi di bumi. Mereka berada di antara keduanya (posisi tengah), sehingga mereka dapat menjadi saksi dalam arti patron/teladan dan skala kebenaran bagi umat-umat yang lain, sedangkan Rasulullah saw yang juga berkedudukan sebagai syahid (saksi) adalah patron dan teladan bagi umat Islam.

Tingkat syahadat (persaksian) hanya diraih oleh mereka yang menelusuri jalan lurus (shirath al-mustaqim), sehingga mereka mampu menyaksikan yang tersirat di balik yang tersurat. Mereka yang menurut Ibnu Sina disebut "orang yang arif," mampu memandang rahasia Tuhan yang terbentang melalu qudrat-Nya. Tokoh dari segala saksi adalah Rasulullah Muhammad saw yang secara tegas di dalam ayat ini dinyatakan "diutus untuk menjadi syahid (saksi)."

Kesimpulan yang diberikan oleh penyair Al-Bushiri: "Batas pengetahuan tentang beliau, hanya bahwa beliau adalah seorang manusia, dan bahwa beliau adalah sebaik-baik makhluk Allah seluruhnya."

Allahumma shalli wa sallim 'alaih.


Referensi


Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA., Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Penerbit Mizan, Bandung, 1997.
Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua
5 Jadi Lebih Baik: September 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Pendahuluan Nama Muhammad bin Abdullah Garis keturunan AYAH Adam as => Syits => ...

Nabi Isa AS

check wilujeungs.blogspot.com,-








Pendahuluan
Nama Isa bin Maryam binti Imran, Maryam adalah nama Ibunya (catatan : Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya, kecuali Isa dan Yunus)
Garis keturunan Adam as => Syits => Anusy => Qainan => Mahlail => Yarid => Idris as => Mutawasylah => Lamak => Nuh as => Sam => Arfakhsyadz => Syalih => Abir => Falij => Ra'u => Saruj => Nahur => Azar => Ibrahim as => Ishaq as => Yahudza => Farish => Hashrun => Aram => Aminadab => Hasyun => Salmun => Bu'az => Uwaibid => Isya => Daud as => Sulaiman as => Rahab'am => Radim => Yahusafat => Barid => Nausa => Nawas => Amsaya => Izazaya => Au'am => Ahrif => Hizkil => Misyam => Amur => Sahim => Imran => Maryam => Isa as
Usia 33 tahun
Periode Sejarah 1 SM - 32 M
Tempat diutus Palestina
Jumlah Keturunan --
Tempat Wafat Diangkat oleh Allah ke langit
Sebutan Kaum Bani Israil
Di Al-Quran disebutkan sebanyak di dalam Al-Qur'an nama Isa disebutkan sebanyak 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali


Riwayat Nabi Isa

Isa bin Maryam, Nabi terakhir bani Israil yang lahir di Betlehem (Baitulahmi) pada masa kekuasaan raja Herodes Romawi di Palestina. Kelahirannya merupakan sebuah mukjizat. Sebab, dia dilahirkan oleh perawan suci yang terjaga kehormatannya. Hal ini seperti dikisahkan dalam firman Allah, "Ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitul Maqdis), lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka dia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata, 'Sungguh, aku berlindung darimu kepada Rabb Yang Maha Pengasih jika engkau seorang yang bertakwa. 'Dia (Jibril) berkata, 'Sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan Rabbmu, untuk menyampaikan anugerah seorang anak laki-laki yang suci kepadamu. 'Maryam berkata, 'Bagaimana mungkin aku mempunyai seorang anak laki-lai, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!' Jibril berkata, 'Demikianlah.Rabbmu berfirman, 'Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang sudah diputuskan.'" (QS. Maryam [19]: 16-21}.

Setelah lahir beberapa hari, Nabi Isa dapat berbicara untuk membebaskan ibunya dari fitnah. Peristiwa tersebut merupakan mukjizat pertamanya. Setelah berusia 30 tahun, dia menemui Nabi Yahya bin Zakaria untuk dibaptis. Baptis merupakan suatu istilah dalam agama Nasrani yang berarti memandikan seseorang dengan mandi taubat. Setelah itu, Malaikat Jibril turun dan inilah tanda awal kenabiannya. Nabi Isa kemudian pergi ke padang pasir dan berpuasa selama 40 hari di sana tanpa makan dan minum.

Allah lalu menurunkan kitab Injil kepadanya. Sejak saat itu, risalah Nabi Isa berlaku kepada kaum Yahudi yang telah menyeleweng dari syariat Nabi Musa. Allah berfirman, "Orang-orang kafir dari bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan Daud dan Isa putra Maryam). Demikian itu, karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat." (QS. Al Ma'idah [5] : 78-79}.

Nabi Isa berdakwah kepada kaumnya di daerah al-Jalil (Galilea). Kaum Yahudi lantas memintanya untuk menunjukkan mukjizat yang dapat memperkuat dan membenarkan dakwah serta risalah beliau. Allah berfirman, "(Ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata, 'Wahai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). 'Namun, ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, 'ini adalah sihir yang nyata.'" (QS. Shaf [61] : 6)

Ketika Nabi Isa masih merasakan kekufuran dan keingkaran bani Israil, dia lalu berangkat menuju Baitul Maqdis pada hari raya umat Yahudi. Orang-orang yang di sekitarnya kemudian berkumpul. Kejadian itu membuat marah para pendeta Yahudi hingga mereka membuat berita dusta tentang Isa kepada penguasa Romawi, Raja Pilathus, pengganti Raja Herodes di Palestina.

Sang raja pun meminta mereka mengadili dan menghukum Isa. Seseorang dari Hawariyin, pengikut Nabi Isa, Yahudza al-Askharyuthi (Yudas Iskariot) berkhianat dengan menunjukkan persembunyian Isa kepada mereka. Namun, Allah berkehendak lain dan menyelamatkan Nabi Isa dari kelicikan kaum Yahudi. Allah kemudian menyerupakan seseorang persis dengan Nabi Isa. Dengan demikian, para prajurit menangkap dan menyerahkan orang tersebut yang mirip dengan Isa kepada Raja Pilathus. Mereka pun kemudian menyalib dan membunuhnya, seperti yang dikisahkan al-Qur'an berikut ini.

"(Kami hukum juga) karena ucapan mereka, 'Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. 'Padahal mereka tidak membunuhnya, tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, selalu berada dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), kecuali mengikuti perkiraan belaka. Jadi, mereka tidak yakin telah membunuh Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa dan Mahabijaksana. " (QS. An-Nisa [4] : 157-158)

Nasab Nabi Isa

Dia adalah rasul terakhir untuk seluruh bani Israil. Allah telah mengisahkannya kepada kita di antara kumpulan cerita para rasul. Allah berfirman, "(Ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata, 'Wahai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). 'Namun, ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, 'ini adalah sihir yang nyata.'" (QS. Shaf [61] : 6)

Maryam (Maria) binti Imran

Maryam (Maria) binti Imran

Ibunda Maryam bernama Hanah binti Qaqud bin Qubail, seorang hamba yang patuh. Sementara itu, Zakaria adalah seorang nabi pada saat itu. Dia merupakan suami dari saudari Maryam, Isyba'. Ada juga yang berpendapat bahwa Zakaria adalah suami bibi Maryam. Dikisahkan bahwa ibunda Maryam tidak memiliki keturunan. Lalu dia bernadzar kepada Allah jika suatu hari nanti hamil, dia akan menjadikan anaknya sebagai pengabdi di Baitul Maqdis. Lantas, dia pun hamil dan mengandung Maryam. Allah berfirman, "Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata, 'Ya Rabb, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan. 'Padahal Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak lelaki tidaklah seperti anak perempuan. 'Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari gangguan setan yang terkutuk,'" (QS. Ali Imran [3]:36)

Perempuan berbeda dengan laki-laki dalam melayani masjid. Bersamaan dengan itu, Hanah telah menyelamatkan Maryam untuk kepentingan agama. Terlebih, dia adalah putri pemuka mereka hingga mereka saling memperebutkan pengasuhan Maryam. Nabi Zakaria, nabi mereka ingin memelihara Maryam untuk istrinya yang tidak lain adalah bibi Maryam. Lantas, mereka pun mengadakan undian dan akhirnya undian itu jatuh kepada Zakaria. Hal ini sesuai dengan firman Allah, "Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria." (QS. Ali Imran [3] : 37).

Zakaria lalu menempatkan Maryam di kamar khusus ibadah di masjid. Tidak ada yang dapat memasuki kamar itu, kecuali Maryam. Di kamar itulah Maryam beribadah kepada Allah, melaksanakan kewajiban untuk melayani masjid. Maryam terus beribadah, baik siang maupun malam hingga dia menjadi teladan bagi kaumnya dalam beribadah.

Nabi Isa dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Quran nama Isa disebutkan sebanyak 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.

Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 59, Firman Allah SWT :


Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.

Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 171, Firman Allah SWT :


Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 49, Firman Allah SWT :


(Sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.

Pada Surat Maryam [19]: ayat 29-33, Firman Allah SWT :


Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".

Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 157-159, Firman Allah SWT :


Dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya ('Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti 'Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.

Pada Surat Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 110-112, Firman Allah SWT :


(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai 'Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata". Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut 'Isa yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)". (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut 'Isa berkata: "Hai 'Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami ?". 'Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman".

Pada Surat Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 116-120, Firman Allah SWT :


Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?". 'Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya. Itulah keberuntungan yang paling besar". Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Pada Surat Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 72-75, Firman Allah SWT :


Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).

Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 253, Firman Allah SWT :


Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada 'Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada diantara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163, Firman Allah SWT :


Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

Pada Surat Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 46, Firman Allah SWT :


Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan 'Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 85, Firman Allah SWT :


Dan Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.

Pada Surat Ash-Shaaff (As-Saff) [61] : ayat 6 dan 14, Firman Allah SWT :


[61:6] Dan (ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." [61:14] Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana 'Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 45, 58, dan 84, Firman Allah SWT :


[3:45] (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), [3:84] Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri." [3:58] Demikianlah (kisah 'Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Qur'an yang penuh hikmah.


Referensi

Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24.
Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.
ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua
5 Jadi Lebih Baik: September 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Pendahuluan Nama Isa bin Maryam binti Imran, Maryam adalah nama Ibunya (catatan : Tidak ad...

Nabi Yahya AS

check wilujeungs.blogspot.com,-








Pendahuluan
Nama Yahya bin Zakaria
Garis keturunan Adam as => Syits => Anusy => Qainan => Mahlail => Yarid => Idris as => Mutawasylah => Lamak => Nuh as => Sam => Arfakhsyadz => Syalih => Abir => Falij => Ra'u => Saruj => Nahur => Azar => Ibrahim as => Ishaq as => Yahudza => Farish => Hashrun => Aram => Aminadab => Hasyun => Salmun => Bu'az => Uwaibid => Isya => Daud as => Sulaiman as => Rahab'am => Aynaman => Yahfayath => Syalum => Nahur => Bal'athah => Barkhiya => Shiddiqah => Muslim => Sulaiman => Daud => Hasyban => Shaduq => Muslim => Dan => Zakaria as => Yahya as
Usia 32 tahun
Periode Sejarah 1 SM - 31 M
Tempat diutus Palestina
Jumlah Keturunan --
Tempat Wafat Damaskus
Sebutan Kaum Bani Israil
Di Al-Quran disebutkan sebanyak 5 kali


Nabi Yahya (Yohanes) adalah anak Nabi Zakaria. Dalam Al-Qur'an Nabi Yahya tidak banyak diuraikan, hanya dijelaskan beliau dikaruniai hikmah dan ilmu semasa kanak-kanak. Beliau hormat pada orang tuanya, dan tidak sombong ataupun durhaka. Beliau pintar dan tajam pemikirannya, beribadah siang malam.

Di kalangan bani Israil, beliau dikenal sebagai ahli agama dan hafal Taurat. Ia berani mengambil keputusan, tidak takut dihina orang, dan tidak menghiraukan ancaman penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran. Ia menganjurkan orang bertobat, dan sebagai tanda, ia memandikan orang yang bertobat di sungai Jordan, yang sebenarnya adalah mandi besar, dan disebut pembaptisan dalam ajaran Kristen.

Kisah Nabi Yahya

Kisah Nabi Yahya tidak terpisahkan dengan kisah ayahnya (Nabi Zakaria). Nabi Zakaria diutus kepada bani Israil ketika kemaksiatan, kemungkaran, kezhaliman, dan kerusakan merajalela di kalangan mereka. Selain itu, raja-raja kejam serta zhalim juga berkuasa di sana dan selalu berbuat kerusakan. Herodes, penguasa Palestina adalah raja yang paling jahat dan suka melanggar. Dialah yang memerintahkan membunuh Nabi Zakaria dan Nabi Yahya.

Nabi Zakaria memulai dakwah dengan mengajak kaumnya menyembah Allah dan memperingatkan mereka tentang akibat buruknya perbuatan mereka jika tidak segera bertaubat. Meski sudah renta dan rambutnya memutih, dia terus berdakwah menyeru kaumnya. Selain itu, Nabi Zakaria juga tak pernah letih berdoa kepada Allah agar dikarunia putra yang dapat menggantikannya dalam memikul tugas dakwah ini setelah dia wafat nanti. Hal ini dikisahkan dalam firman Allah, "Dia (Zakaria) berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (QS. Maryam [19]: 4-6).

Allah lantas mengabulkan permohonannya. Sebagaimana firman-Nya, "Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia." (QS. Maryam [19]: 7).

Nabi Yahya dilahirkan tiga bulan lebih awal dari kelahiran Nabi Isa. Dia kemudia dibesarkan dan dididik oleh orang tuanya dengan kebaikan dan ketakwaan, seperti firman Allah, "Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan, Kami berikan kepadanya (Yahya) hikmah selagi ia masih kanak-kanak" (QS. Maryam [19]: 12).

Sejak kecil, Allah telah memberinya ilmu dan hikmah dan setelah dewasa dia diangkat menjadi nabi. Nabi Yahya terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, penuh kasih saying, bersih, apik, dan zuhud. Selain itu, dia juga banyak menangis karena takut kepada Allah, senantiasa mengajak kaumnya bertaubat dan meninggalkan kemaksiatan, serta mengingatkan mereka tentang akibat dari pelanggaran yang mereka lakukan. Nabi Yahya membaptis umatnya dengan membasuh dosa-dosa dan kesalahan mereka di sungai Jordan (asy-Syari'ah) dan dia pula yang membaptis Nabi Isa.

Nabi Yahya meninggal karena dibunuh. Hal ini dikisahkan dalam satu riwayat bahwa pada zaman itu, salah satu raja yang terkenal jahat dan zhalim, Herodes ingin menikah dengan perempuan yang tidak halal baginya. Perempuan tersebut bernama Herodia yang tidak lain ialah keponakannya sendiri, anak perempuan saudara kandungnya.

Wanita itu sangat cantik, memiliki tubuh dan penampilan yang amat menarik. Ketika mendengar berita tersebut, Nabi Yahya spontan melarang dan menentang pernikahan itu serta mengumumkan pembatalannya. Sikap Yahya ini pun tersebar ke seluruh penjuru kota. Merasa tidak senang, wanita itu berencana membunuh Yahya. Untuk memenuhi keinginannya, Herodia bersolek menemui pamannya yang tidak lain adalah calon suaminya dengan wajah berseri-seri dan menggoda. Dia lantas menjerat Herodes dengan tipu daya hingga pamannya terlena dengan ucapannya yang lembut. Pamannya kemudian bertanya, "Apakah yang dapat aku lakukan untukmu?"

Herodia menjawab, "Jika tuanku berkenan, aku hanya menginginkan kepala Yahya bin Zakaria."

Sang raja pun mengabulkan permintaan calon istrinya tersebut dengan mengutus seseorang untuk memenggal kepala Nabi Yahya. Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih." (QS. Ali-'Imran [3]: 21).

Nabi Yahya dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Quran, nama Yahya as, disebutkan sebanyak 5 kali, seperti berikut ini.

Pada Surat Maryam [19]:ayat 7-15, Firman Allah SWT :


Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua". Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.

Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 39, Firman Allah SWT :


Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".

Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 85, Firman Allah SWT :


Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.

Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 90, Firman Allah SWT :


Maka Kami memperkenankan do'anya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.


Referensi

Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24.
Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.
ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua
5 Jadi Lebih Baik: September 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Pendahuluan Nama Yahya bin Zakaria Garis keturunan Adam as => Syits => Anusy =&g...

Nabi Zakaria AS

check wilujeungs.blogspot.com,-








Pendahuluan
Nama Zakaria (Zakariya) bin Dan
Garis keturunan Adam as => Syits => Anusy => Qainan => Mahlail => Yarid => Idris as => Mutawasylah => Lamak => Nuh as => Sam => Arfakhsyadz => Syalih => Abir => Falij => Ra'u => Saruj => Nahur => Azar => Ibrahim as => Ishaq as => Yahudza => Farish => Hashrun => Aram => Aminadab => Hasyun => Salmun => Bu'az => Uwaibid => Isya => Daud as => Sulaiman as => Rahab'am => Aynaman => Yahfayath => Syalum => Nahur => Bal'athah => Barkhiya => Shiddiqah => Muslim => Sulaiman => Daud => Hasyban => Shaduq => Muslim => Dan => Zakaria as
Usia 122 tahun
Periode Sejarah 91 SM - 31 M
Tempat diutus Palestina
Jumlah Keturunan 1
Tempat Wafat Halab (Aleppo)
Sebutan Kaum Bani Israil
Di Al-Quran disebutkan sebanyak 12 kali


Pengutusan Nabi Zakaria

Nabi Zakaria diutus kepada bani Israil ketika kemaksiatan, kemungkaran, kezhaliman, dan kerusakan merajalela di kalangan mereka. Selain itu, raja-raja kejam serta zhalim juga berkuasa di sana dan selalu berbuat kerusakan. Herodes, penguasa Palestina adalah raja yang paling jahat dan suka melanggar. Dialah yang memerintahkan membunuh Nabi Zakaria dan Nabi Yahya.

Nabi Zakaria memulai dakwah dengan mengajak kaumnya menyembah Allah dan memperingatkan mereka tentang akibat buruknya perbuatan mereka jika tidak segera bertaubat. Meski sudah renta dan rambutnya memutih, dia terus berdakwah menyeru kaumnya. Selain itu, Nabi Zakaria juga tak pernah letih berdoa kepada Allah agar dikarunia putra yang dapat menggantikannya dalam memikul tugas dakwah ini setelah dia wafat nanti. Hal ini dikisahkan dalam firman Allah, "Dia (Zakaria) berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (QS. Maryam [19]: 4-6).

Allah lantas mengabulkan permohonannya. Sebagaimana firman-Nya, "Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia." (QS. Maryam [19]: 7). Nabi Yahya dilahirkan tiga bulan lebih awal dari kelahiran Nabi Isa. Dia kemudia dibesarkan dan dididik oleh orang tuanya dengan kebaikan dan ketakwaan, seperti firman Allah, "Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan, Kami berikan kepadanya (Yahya) hikmah selagi ia masih kanak-kanak" (QS. Maryam [19]: 12).

Sejak kecil, Allah telah memberinya ilmu dan hikmah dan setelah dewasa dia diangkat menjadi nabi. Nabi Yahya terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, penuh kasih saying, bersih, apik, dan zuhud. Selain itu, dia juga banyak menangis karena takut kepada Allah, senantiasa mengajak kaumnya bertaubat dan meninggalkan kemaksiatan, serta mengingatkan mereka tentang akibat dari pelanggaran yang mereka lakukan. Nabi Yahya membaptis umatnya dengan membasuh dosa-dosa dan kesalahan mereka di sungai Jordan (asy-Syari'ah) dan dia pula yang membaptis Nabi Isa.

Para sejarawan berbeda pendapat mengenai kematian Nabi Zakaria, apakah beliau wafat biasa (secara alami) atau karena dibunuh (bersamaan dengan wafatnya Nabi Yahya), wallahu a'lam. Sementara itu, mengenai Nabi Yahya, mereka sepakat bahwa beliau meninggal karena dibunuh. Hal ini dikisahkan dalam satu riwayat bahwa pada zaman itu, salah satu raja yang terkenal jahat dan zhalim, Herodes ingin menikah dengan perempuan yang tidak halal baginya. Perempuan tersebut bernama Herodia yang tidak lain ialah keponakannya sendiri, anak perempuan saudara kandungnya.

Wanita itu sangat cantik; memiliki tubuh dan penampilan yang amat menarik. Ketika mendengar berita tersebut, Nabi Yahya spontan melarang dan menentang pernikahan itu serta mengumumkan pembatalannya. Sikap Yahya ini pun tersebar ke seluruh penjuru kota. Merasa tidak senang, wanita itu berencana membunuh Yahya. Untuk memenuhi keinginannya, Herodia bersolek menemui pamannya yang tidak lain adalah calon suaminya dengan wajah berseri-seri dan menggoda. Dia lantas menjerat Herodes dengan tipu daya hingga pamannya terlena dengan ucapannya yang lembut. Pamannya kemudian bertanya, "Apakah yang dapat aku lakukan untukmu?"

Herodia menjawab, "Jika tuanku berkenan, aku hanya menginginkan kepala Yahya bin Zakaria."

Sang raja pun mengabulkan permintaan calon istrinya tersebut dengan mengutus seseorang untuk memenggal kepala Nabi Yahya. Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih." (QS. Ali-'Imran [3]: 21).

Riwayat Singkat Zakaria

Nabi Zakaria diutus pada kaum Bani Israil. Sudah sejak lama Nabi Zakaria mendambakan seorang anak. Namun keinginannya belum juga terpenuhi walau ia sudah tua. Suatu hari datanglah janda Imron menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada Nabi Zakaria untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi Zakaria dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu, sebab janda Imron sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh anak. Namun setelah mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa kehamilannya ialah kehendak Allah SWT, mereka pun mengerti. Setelah itu timbul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam. Untuk pemecahannya, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke air. Barangsiapa yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengurus Maryam. Ternyata pena Nabi Zakaria-lah yang mengapung. Sehingga beliau berhak menjadi ayah asuh Maryam. Semua kebutuhan Maryam ditanggung Nabi Zakaria. Beliau sangat menyayanginya. Nabi Zakaria, sadar banyak anggota keluarganya dari Bani Israil merupakan orang yang tidak beradab dan gemar bermaksiat karena kedangkalan iman mereka. Ia khawatir bila tiba ajal dan tidak mempunyai keturunan yang dapat memimpin kaumnya, sehingga mereka akan semakin merajalela dan sangat mungkin mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci Taurat dan menyalahgunakan hukum agama. Kecemasan itu mengusik pikiran Zakaria, dan ia sedih karena belum juga mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun. Ia agak terhibur ketika mengasuh Maryam yang dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan timbul kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan di mihrab Maryam. Ia berpikir di dalam hatinya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri dan tidak berdaya. Allah pasti berkuasa memberinya keturunan bila dengan kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban. Pada suatu malam, Zakaria duduk di mihrabnya mengheningkan cipta kepada Allah dan bermunajat serta berdoa dengan khusyuk dan yakin. Dengan suara yang lemah lembut dia berdoa: "Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Israil. Aku cemas sepeninggalku nanti anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang isteriku adalah seorang perempuan mandul. Namun kekuasaan-Mu tidak terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan mengkaruniakan seorang anak yang shaleh dan Engkau ridhoi padaku. Kemudian Allah menjawab doa Zakaria dan berfirman : "Wahai Zakaria, kami sampaikan kabar gembira padamu, kamu akan mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Yahya yang shaleh dan membenarkan kitab-kitab Allah, menjadi pemimpin yang dianut, menahan diri dari nafsu dan godaan syaitan, dan kelak akan menjadi seorang Nabi." Kemudian Zakaria berkata: "Ya Allah, bagaimana aku dapat memperoleh keturunan sedang istriku seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut usia." Allah berfirman: "Hal demikian itu adalah mudah bagi-Ku. Tidakkah telah Ku-ciptakan kamu, sedangkan waktu itu kamu tidak ada sama sekali." Setelah itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki yang diberi nama Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga seorang nabi. Pada suatu ketika Nabi Yahya terbunuh karena perintah Raja Herodus. Kaum Bani Israil berharap pada Nabi Zakaria, hal itu menyebabkan Raja Herodus marah dan memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakaria. Nabi Zakaria sendiri langsung pergi dari kejaran prajurit Herodus.

Nabi Zakaria dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Quran, nama Zakaria as, disebutkan sebanyak 12 kali, seperti berikut ini.

Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 37-41, Firman Allah SWT :


Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendenganr do'a". Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?". Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". Berkata Zakaria: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".

Pada Surat Maryam [19]:ayat 2-15, Firman Allah SWT :


(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Dia (Zakaria) berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua". Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.

Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 85, Firman Allah SWT :


Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.

Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 89, Firman Allah SWT :


(Ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik


Referensi

Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24.
Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.
ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.
jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua
5 Jadi Lebih Baik: September 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Pendahuluan Nama Zakaria (Zakariya) bin Dan Garis keturunan Adam as => Syits =>...

Nabi Yunus AS

check wilujeungs.blogspot.com,-








Pendahuluan
Nama Yunus (Yunan) bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya (catatan : Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya, kecuali Yunus dan Isa)
Garis keturunan Adam as => Syits => Anusy => Qainan => Mahlail => Yarid => Idris as => Mutawasylah => Lamak => Nuh as => Sam => Arfakhsyadz => Syalih => Abir => Falij => Ra'u => Saruj => Nahur => Azar => Ibrahim as => Ishaq as => Ya'qub as => Yusuf as => Bunyamin => Abumatta => Matta => Yunus as
Usia 70 tahun
Periode Sejarah 820 - 750 SM
Tempat diutus Ninawa, Irak
Jumlah Keturunan --
Tempat Wafat Ninawa, Irak
Sebutan Kaum Bangsa Asyiria, di utara Irak
Di Al-Quran disebutkan sebanyak 25 Ayat


Ringkasan Kisah Nabi Yunus

Ninawa (Nineveh) adalah pusat pemerintahan Kerajaan Assyria yang berada di utara Irak pada masa Nabi Yunus. Ninawa merupakan kota terbesar dan terkaya di bagian timur dunia saat itu. Namun, kelapangan rezeki dan kekayaan yang luar biasa itu justru membuat penduduknya berbuat maksiat, sesat, dan dosa-dosa besar. Selain itu, mereka juga menyembah berhala dan tidak beriman kepada Allah. Seandainya bukan karena rahmat-Nya, Allah pasti telah menghancurkan mereka. Dengan kasih sayang-Nya, Allah mengutus Nabi Yunus kepada penduduk Ninawa untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan perbuatan syirik.

Nabi Yunus memulai dakwahnya seperti dakwah para nabi dan rasul lainnya. Dia mengaku sebagai utusan Rabbnya dan menjelaskan bahwa jalan keselamatan hanyalah dengan kembali ke jalan Allah serta bertaubat kepada-Nya. Dia kemudian memaparkan berbagai dalil dan bukti tentang dakwahnya itu.

Namun, mereka mendustakan Yunus dan justru menjawab dengan jawaban orang-orang bodoh fanatik yang akal mereka tidak bias lepas dari keyakinan paganisme. Mereka berkata, "Kamu hanyalah manusia biasa seperti kami dan kami tidak akan beriman padamu juga pada ajaran yang kau bawa."

Nabi Yunus lantas pergi meninggalkan mereka karena rasa kecewa dengan perilaku kaumnya. Atas kehendak Allah, Nabi Yunus kemudian sampai di tepi pantai dan ikut naik sebuah perahu. Di tengah perjalanan, diadakan undian untuk meringankan beban muatan kapal dengan cara membuang salah satu diantara para penumpang. Pengundian itu lalu jatuh pada Nabi Yunus. Mereka kemudian membuangnya ke laut hingga ditelan ikan paus. Allah berfirman, "(Ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan do'anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anbiya` [21]: 87-88).

Setelah kepergian Nabi Yunus, kaumnya melihat tanda-tanda adzab. Mereka juga meyakini bahwa adzab tersebut akan datang. Allah kemudian memunculkan rasa taubat dan penyesalan di hati mereka. Mereka pun menyesali perbuatannya, mengenakan kain mori yang kasar, bertaubat, dan memohon ampunan kepada Allah. Selain itu, mereka juga mengembalikan barang-barang yang mereka ambil secara zalim kepada pemiliknya. Di saat genting itu, Allah mengangkat adzab tersebut dengan rahmat-Nya.

Pada saat yang sama, Nabi Yunus keluar dari perut ikan dalam keadaan sakit dan letih. Allah kemudian menumbuhkan pohon sejenis labu di dekatnya untuk dapat melindungi dia dari teriknya matahari hingga kesehatannya membaik, sakitnya hilang, dan rasa takut di hatinya sirna. Allah lalu memerintahkan Yunus kembali kepada penduduk Ninawa yang telah dia tinggalkan. Dia lantas mengajak mereka beriman kepada Allah dan menyampaikan risalah-Nya. Dengan demikian, Allah memberikan kehidupan dan kenikmatan yang baik kepada mereka. Allah berfirman, "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (QS. Ash-Shaffat [37]: 139-148).

Bangsa Assyria

Bangsa Assyria merupakan salah satu kabilah Semit. Kabilah Semit tinggal di utara Sungai Tigris setelah dua kali pindah dari wilayah yang berdekatan. Pertama, perpindahan kabilah Semit dari wilayah Babylon pada masa kekuasaan bangsa Akadia. Kedua, migrasi bangsa Arami dari Suriah, dan mereka merupakan golongan Semit yang berhijrah ke wilayah ini. Karena bangsa Semit bersosialisasi dengan kaum lain maka mereka memiliki hubungan bangsa yang berbeda, seperti bangsa Hittites dan Kurdi.

Nabi Yunus dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Quran, nama Yunus as, disebutkan sebanyak 5 kali, seperti berikut ini.

Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 87-88, Firman Allah SWT :


(Ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan do'anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.

Pada Surat Ash-Shaaffaat (As-Saffat) [37] : ayat 139-148, Firman Allah SWT :


Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.

Pada Surat Yuunus (Yunus) [10] : ayat 98, Firman Allah SWT :


Mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.

Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163, Firman Allah SWT :


Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 86, Firman Allah SWT :


Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).


Referensi

Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24.
Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.
ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua
5 Jadi Lebih Baik: September 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Pendahuluan Nama Yunus (Yunan) bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya (catatan...

Nabi Ilyasa' AS

check wilujeungs.blogspot.com,-








Pendahuluan
Nama Ilyasa' bin Akhthub
Garis keturunan Adam as => Syits => Anusy => Qainan => Mahlail => Yarid => Idris as => Mutawasylah => Lamak => Nuh as => Sam => Arfakhsyadz => Syalih => Abir => Falij => Ra'u => Saruj => Nahur => Azar => Ibrahim as => Ishaq as => Ya'qub as => Yusuf as => Ifrayim => Syutlim => Akhthub => Ilyasa' as
Usia 90 tahun
Periode Sejarah 885 - 795 SM
Tempat diutus Jaubar, Damaskus
Jumlah Keturunan --
Tempat Wafat Palestina
Sebutan Kaum Bangsa Arami dan Bani Israil
Di Al-Quran disebutkan sebanyak 2 kali


Ringkasan Kisah Ilyasa

Ilyasa (Ilyasa', Elisa, Eliseus) adalah seorang utusan Allah kepada bangsa Israil dan Arami. Ilyasa merupakan keturunan ke-4 dari Nabi Yusuf.

Saat Ilyasa masih muda dan menderita sakit, Nabi Ilyas datang kerumahnya dan menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi anak angkat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Ilyasa melanjutkan tugas kenabian tersebut begitu Ilyas meninggal. Ilyasa melanjutkan misi ayah angkatnya agar kaumnya kembali taat kepada ajaran Allah SWT.

Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Nabi Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala.

Ilyasa menghadapi sikap penyangkalan Raja dan Ratu Israel terhadap agama sepeninggal Nabi Ilyas. Nabi Ilyasa' beberapa kali memeperlihatkan mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah, tapi mereka malah menyebutnya tukang sihir, sama seperti ketika mereka menyebut Nabi Ilyas sebelumnya. Mereka terus membangkang sepanjang hidup Nabi Ilyasa. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa.

Setelah beberapa lama, bangsa Israel ditaklukkan oleh Bangsa Assyria. Bangsa Assyria menghancurkan Kuil Gunung dan menyebabkan kerusakan parah di Israel.

Nabi Ilyasa dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Quran, nama Ilyasa as, disebutkan sebanyak 2 kali, seperti berikut ini.

Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 86-87, Firman Allah SWT :

Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), dan Kami lebihkan (pula) derajat sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 48-50, Firman Allah SWT :

Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.


Referensi

Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24.
Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.
ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua
5 Jadi Lebih Baik: September 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Pendahuluan Nama Ilyasa' bin Akhthub Garis keturunan Adam as => Syits => Anu...

NAbi Ilyas AS

check wilujeungs.blogspot.com,-








Pendahuluan
Nama Ilyas bin Yasin
Garis keturunan Adam as => Syits => Anusy => Qainan => Mahlail => Yarid => Idris as => Mutawasylah => Lamak => Nuh as => Sam => Arfakhsyadz => Syalih => Abir => Falij => Ra'u => Saruj => Nahur => Azar => Ibrahim as => Ishaq as => Ya'qub as => Lawi => Azar => Qahats => Imran => Harun as ?=> Alzar => Fanhash ?=> Yasin => Ilyas as
Usia 60 tahun
Periode Sejarah 910 - 850 SM
Tempat diutus Ba'labak (daerah di Lebanon)
Jumlah Keturunan --
Tempat Wafat Diangkat Allah ke langit
Sebutan Kaum Bangsa Fenisia
Di Al-Quran disebutkan sebanyak 4 kali


Ilyas adalah seorang utusan Allah dan merupakan keturunan ke-4 dari Nabi Harun.

Ringkasan Kisah Ilyas

Ia diutus oleh Allah SWT kepada kaumnya, yang menyembah berhala bernama Ba'al. Ilyas berulang kali memperingatkan kaumnya, namun mereka tetap durhaka. Karena itulah Allah SWT menurunkan musibah kekeringan selama bertahun-tahun, sehingga mereka baru tersadar bahwa seruan Nabi Ilyas AS itu benar.

Setelah kaumnya tersadar, Nabi Ilyas AS berdoa kepada Allah SWT agar musibah kekeringan itu dihentikan. Namun setelah musibah itu berhenti, dan perekonomian mereka memulih, mereka kembali durhaka kepada Allah SWT. Akhirnya kaum Nabi Ilyas AS kembali ditimpa musibah yang lebih berat daripada sebelumnya, yaitu gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan.

Nabi Ilyas dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Quran, nama Ilyas as, disebutkan sebanyak 4 kali, seperti berikut ini.

Pada Surat Ash-Shaaffaat (As-Saffat) [37] : ayat 123-132, Firman Allah SWT :

Sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (Ingatlah) Ketika ia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba'al dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?" Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?" Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 85, Firman Allah SWT :

Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.


Referensi

Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24.
Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.
ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua
5 Jadi Lebih Baik: September 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Pendahuluan Nama Ilyas bin Yasin Garis keturunan Adam as => Syits => Anusy =>...
< >