+ -

Pages

Kisah Anak Dan Pohon Aple

check wilujeungs.blogspot.com,- Sebagian dari kita mungkin sudah pernah membaca cerita ini tapi apa salahnya saya muat kembali di pages ini buat saudara-saudara kita yang belum pernah membaca cerita ini dan sebagai bahan review buat yang sudah pernah membaca. Semoga bermanfaat...

Suatu masa dahulu, terdapat sebatang pohon apel yang amat besar. Seorang anak-anak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari. Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya, dan adakalanya dia
beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya.

Pohon apel itu juga menyukai anak tersebut. Masa berlalu, anak lelaki itu sudah
besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut.

Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau,” jawab remaja itu.
“Aku mau permainan. Aku perlu uang untuk membelinya,” tambah remaja itu dengan nada yang sedih.
Lalu pohon apel itu berkata, “Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Juallah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kauinginkan.”
Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel di pohon itu dan pergi dari situ.
Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih.

Masa berlalu, Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pohon apel itu merasa gembira.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin
membina rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bisakah kau menolongku?” Tanya anak itu.
“Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku
yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya.” kata Pohon apel itu.
Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong semua dahan pohon apel itu dan pergi
dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudiannya merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.

Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu. Dia sebenarnya
adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku
sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai perahu. Bisakah kau menolongku?” Tanya lelaki itu.
“Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepadamu. Tetapi kau boleh memotong
batang pohon ini untuk dijadikan perahu. Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata pohon apel itu.
Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian pergi.

Namun selepas itu. pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin di mamah usia, datang
menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu.
“Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan nada pilu.
“Aku tidak mahu apelmu karena aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mahu dahanmu kerana aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mahu batang pohonmu kerana aku tidak berupaya untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua itu.
“Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu.
Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis kegembiraan.

Tahukah kamu. Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan di dalam cerita itu adalah
kedua-dua ibu bapak kita. Saat kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka.
Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka, dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita di dalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup. Maka dari itu Hargailah jasa ibu bapak kepada kita.

Allah SWT berfirman :
[Al-Ahqaaf:15] "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

 PercikanIman.org
yy/Kisah Penuh Hikmah

jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua
5 Jadi Lebih Baik: Mei 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Sebagian dari kita mungkin sudah pernah membaca cerita ini tapi apa salahnya saya muat kembali di pages ini bu...

Selamat Jalan Khonsaa

check wilujeungs.blogspot.com,- Sebagian dari kita mungkin sudah pernah membaca cerita ini tapi apa salahnya saya muat kembali di pages ini buat saudara-saudara kita yang belum pernah membaca cerita ini dan sebagai bahan review buat yang sudah pernah membaca. Semoga bermanfaat..

Semoga Alloh memberikan kekuatan dan ketabahan menjalani ujian ini, semoga kisah ini bisa menjadi ibrah/hikmah bagimu dan ibu-ibu lain yang mendapat ujian serupa
“sebuah curahan hati seorang ibu yang baru saja kehilangan putri pertamanya. Seorang ibu yang tiada mengenal lelah untuk mengkampanyekan ASI sebagai makanan terbaik bagi buah hatinya.. Elona Melo T.A”

Selasa, 17 Juli 2001, jam 10.10wib
engkau hadir di tengah kehidupan kami nak. Sempurnalah rasanya mama menjadi seorang wanita dengan kelahiranmu. Engkau kami beri nama Khonsaa’ Al Anshoriyah.

Khonsaa’ adalah nama seorang sahabat Rosul wanita yg merelakan ke3 anaknya mati syahid di peperangan, hingga akhirnya beliau pun ikut syahid.
Al Anshoriyah, kami pilihkan menjadi nama belakangmu dg harapan engkau
termasuk ke dalam golongan orang-orang yg gemar menolong layaknya kaum anshor.

Dari balita, engkau sudah menjadi tempat mamamu curhat, entah engkau paham atau tidak setiap ada kegundahan engkau bantu meringankannya dengan jalan mendengarkan nak. Itulah sebabnya engkau menjadi salah satu Sahabat Terbaik mama. Kau tenangkan mama, kau hapus air mata mama setiap mama menangis karena rindu dengan almarhum opamu. Dengan lembut kau bisikan di telinga mama “jangan sedih ma”.. lalu engkaupun memeluk mama.

Sebagai anak pertama, engkau menjadi sekolah sekaligus guru bagi mama.
Bagaimana naluri keibuan mama terasah dengan keberadaanmu. Engkau mengajarkan pada mama bahwa kesabaran tidak berbatas, walau sebagai manusia sering sabar itu hilang.
Engkau ajarkan pada mama, bahwa kasih sayang, kehangatan dan kejujuran akan berakhir dengan ketiganya pula. Kau ajarkan bahwa, ibu adalah guru pertama sekaligus terbaik bagi anak-anaknya. Itu sebabnya papamu meminta mama untuk tetap di rumah menemani engkau dan adik-adikmu.

Ketika adik-adikmu lahir, di usia yg masih sangat muda, engkau berubah menjadi sosok kakak yang begitu dewasa, banyak mengalah, walau kami orangtuamu tahu hal itu berat engkau lakukan. Kami sering memberimu tanggung jawab “titip ade-ademu ya mba” setiap mama dan papamu pergi, walau di rumah ada yang lain. Kau tunaikan amanah kami dengan memberi laporan singkat jelas dan padat apa yg terjadi saat mereka ditinggal.

Apabila ada mainan atau bukumu yg dirusak oleh adikmu, yang kau lakukan hanya menangis dan mengadu pada mama, dengan harapan mama akan memperbaikinya,itu sering kita bersama.
Engkau buat kami bangga dengan keistiqomahanmu untuk mengenakan jilbab di usia
6 tahun, walau engkau hanya seorang diri yg melakukannya di kelasmu. Kau butikan
kecerdasanmu dg hasil IQmu yg sangat jauh di atas rata-rata dan prestasimu sebagai juara kelas. Mama sering tidak segan-segan berkata bahwa “mama banggamu nak”.

Al Anshoriyah, engkau betul-betul anak yg gemar menolong. Terbukti dari cerita
guru-gurumu bahwa engkau tidak segan-segan menolong temanmu yg kesulitan dalam
belajar, walau resikonya ditegur oleh gurumu. Bahkan suatu waktu, nilaimu dikurangi karena dengan ikhlasnya soal ujian temanmu kau kerjakan dari awal hingga selesai. Ingat nak..betapa marahnya mama ketika tahu kejadian itu, namun di sisi lain mama melihat sikap rela berkorbanmu yg begitu tinggi.

Saat kita pindah, dari Jakarta ke Bandung, engkau terlihat sedih karena harus
meninggalkan sahabatmu, namun sekaligus gembira setelah mendengarkan cerita mama
bahwa kelak kamu akan mendapat teman-teman baru dengan bahasa yg tidak biasa, Bahasa Sunda. Ingat Khonsaa’ ketika tanpa engkau sadari caramu dan adikmu berbicara mulai berubah dan menjadi bahan becandaan sepupumu di jakarta…? Itu membuktikan betapa dirimu mudah bergaul nak. Mama juga bangga padamu ketika seorang wali murid menceritakan bahwa menurut anaknya, kamu adalah “the coolest girl in the class” karena wawasanmu yg luas. Dari masalah gadget, pelajaran, poppin (satu bentuk tarian), music, buku-buku..begitu banyak yg kau ketahui nak. Engkau memang canggih nak..!

Saat teman-teman seusiamu masih belum kenal dunia komputer dan online, kamu
sudah begitu akrab dengan keduanya. Niatmu punya Facebook dan akrab dengan dunia
online engkau ceritakan dalam rangka “jangan mau jadi gaptek”. Engkau buat blog pribadi saat usiamu masih 7 tahun. Padahal, yg engkau lakukan hanya mengamati papamu yg sedang asyik dengan pekerjaannya. Sering sekali engkau cerita ke mama hasil browsingmu ke beberapa web hanya untuk membedakan “akar tunggal dan akar serabut”. Kau buktikan, bahwa dunia online seharusnya memang digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat..

Sebagai mama, banyak sekali kesalahan yg mama perbuat padamu nak, bahkan tidak
terhitung.. Kemarahan yang kadang melampau batas, ketidaksabaran yang sebenarnya masih sangat bisa ditahan.

Ketika mama menangis menyesal bila memarahimu dan adikmu, yang kau ucapkan
hanya “nggak apa-apa ma”. Ingat nak, ketika mama menyusui adik-adikmu engkau berada di dekat mama sambil engkau bertanya “aku dulu nyusu juga ngga ma”.

Seketika itu juga mama tidak mampu menahan tangis,sembari berucap “itu salah satu kebodohan mama nak, maafkan mama krn mama tdk menyusuimu”. Mama ceritakan alasannya bahwa luka yg ada tdk mampu mama tahan. Lagi-lagi engkau menghibur
mama dg berucap “nggak papa ma, yang penting sudah usaha”.

Salah satu kesalahan mama terbesar padamu ialah tanggal 13 Desember 2009. Hanya
karena keletihan yang sebenarnya masih bisa mama tahan, mama tidak menemanimu dan
adikmu yg pagi itu semangat sekali ingin berenang, dan memang itulah tujuan kita menginap di hotel. Mama lebih milih berada di kamar hotel dan membiarkanmu beserta papa dan kedua adikmu ke kolam renang yg ketika itu memang ramai. Mba Rahmi dan Mba Siti, yang selama ini membantu mama mengurus rumah juga ikut menemani kalian. Padahal engkau pun belum terlalu mahir berenang nak, mama tahu ketakutanmu pada air yang kau coba hilangkan sedikit demi sedikit. 30 menit kemudian papamu kembali ke kamar hotel dan, tidak lama telpon pun berdering memberitahu bahwa engkau tenggelam…!!! Bagai tersambar petir, mama dan papa langsung menjerit dan lari menuju kolam, namun engkau sudah dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sekelebat terlintas rasa marah dan was-was silih berganti..“Mana pool guard yang seharusnya menjaga kolam renang”.. hanya itu kalimat yang
mama ucapkan seraya berlari ke arah kolam. Mama seorang guru renang nak, papamu mahir berenang. Mama bahkan sering bercerita padamu kejadian-kejadian saat mama menolong beberapa orang yang hampir tenggelam…
Tapi..
Dimana mama, saat anak mama tenggelam,
Mana guru renang yang mahir berenang 4 gaya, dengan murid tak terhitung jumlahnya..??.
Mana guru renang yg berkali-kali menolong orang yang bisa saja nyawanya melayang di kolam renang…??
Mana….??

Allohu akbar..dalam perjalanan menuju rumah sakit di kepala mama yang ada hanya rasa sesal..
Inikah teguran atas kesombonganku ya Alloh?”
Sebegitu sombongkah aku hingga Engkau mengujiku seberat ini?
Dan…hari itu Alloh menunjukkan kuasaNya..
Mama menemuimu di ruang UGD ketika engkau telah terbujur kaku nak. Seketika itu
dunia terasa gelap, aliran darah seakan terhenti..melihat sesosok tubuh tertutup kain putih…
Ya Alloh..Ya Robbi..Ya Rohman..Ya Rohim, inilah saatnya Engkau ambil titipanmu
yg pernah Kau tanamkan dalam rahimku. Dunia seakan berhenti berputar..rasanya tidak percaya hingga mama lihat tanda lahir di lengan kirimu, bekas luka kecil cacar di hidungmu, tahi lalat di telingamu dan sekujur badanmu yg mama hafal bentuknya satu persatu karena kamu anak mama..

Mama segera memeluk jasadmu nak, tanpa berpikir lagi apakah engkau dengar atau
tidak, hanya kata maaf yg mampu mama ucapkan di telingamu.
Dada ini terasa sesakmenahan sebuah beban yg terasa seperti sebuah gunung yang sangat besar.
Sambil memandikan jenazahmu, mama bisikkan di telingamu bahwa, mama buktikan
kalau mama kuat menerima kepergianmu.
Demi mengharap ridho Alloh Azza Wajalla, mama tahan air mata dan rasa marah yang sebenarnya lebih mudah bila diledakkan saat itu juga.
Demi meyakini akan syahidnya seseorang yang wafat karena tenggelam, mama tahan
emosi mama nak..
Demi meyakini, bahwa engkau akan menjadi hijab api neraka bagi orang tuamu yang
kotor ini, mama tahan dorongan ingin menjerit sekeras-kerasnya.
Engkau penuhi janjimu nak..
Al Anshoriyah, Engkau gemar menolong saat masih hidup. Dan, engkau tolong kami
dengan kepergianmu.

Banyak sekali janji mama padamu nak, hadiah sepeda BMX bila engkau juara kelas
lagi, jalan-jalan ke dufan dan menaiki semua wahana karena kini engkau sudah tinggi, latihan renang intensif selama liburan nanti…, bermain hujan bertiga adikmu, menyambangi sahabat-sahabat dan guru-gurumu di Jakarta..namun.., semua itu tinggal janji… Engkau tunaikan janjimu…tapi pada siapa mama tunaikan janji-janji mama nak..?

Cita-cita kami orang tuamu ingin merawat dan mendidikmu hingga dewasa, digantikan dengan sebuah cita-cita mulia yg tak mampu kami ucapkan, mengharapkan kita semua bisa bertemu maut dengan kesyahidan. Kau tunaikan itu semua nak..

Maafkan mamamu nak, yang tidak berada di dekatmu saat-saat terakhir hidupmu. Walau pedih, mama bersyukur karena telah dipercaya oleh Alloh menerima amanah seorang gadis kecil yang sangat special di mata setiap orang yang mengenalnya.

Janji mama terakhir kalinya padamu anakku, mama akan kuat melepasmu walau berat.
Mama akan merawat kedua adikmu, mama akan menjadi ibu yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Bantu mama agar kuat nak, walau air mata penyesalan, kesedihan, kerinduan ingin memelukmu tak mampu mama bendung.

Rasa sesal tidak menjadi ibu yang sempurna begitu hebatnya mama rasakan hingga saat ini.
Semoga Alloh Sang Ilahi Robbi, memaafkan semua kesalahan mama padamu.

Mama sangat mencintaimu anakku..
Mama sangat merindukanmu..sahabatku..
Mama bangga padamu..guruku..
Mama akan kuat, demi janji mama padamu..syahidahku!

“Ketahuilah bahwa pertolongan menyertai kesabaran, sesungguhnya ada kelapangan
bersama kesusahan dan sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan”

Selasa, 15 Desember 2009

elona melo binti tomela arief
mama bagi Khonsaa’-Zainab-Tholhah
judul asli : Selamat Jalan Khonsaa’, Anak, Guru dan Sahabat Terbaik Mama


jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua
5 Jadi Lebih Baik: Mei 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Sebagian dari kita mungkin sudah pernah membaca cerita ini tapi apa salahnya saya muat kembali di pages ini bu...

Mp3 Sunda KH. Af Ghozali

check wilujeungs.blogspot.com,- Mp3 Sunda KH. Af Ghozali








KH. Af Ghoazali
Judul Part Play Size Download
Abdi Alloh 01 13,450 KB check
Amanah 01 12,721 KB check
Ayat-Ayat Alloh 01 13,815 KB check
Ayat-Ayat Alloh 01 13,815 KB check
Gaib 01 12,548 KB check
Kufur Nimat 01 12,149 KB check
Merangan HAWA Nafsu 01 13,537 KB check
Ngabageakeun Muharam 01 13,395 KB check
Ridhona Alloh 01 12,910 KB check
Sabagean Ciri Agungna Islam 01 11,681 KB check
Sieun ku Gusti Allah 01 11,519 KB check
Syukur Nimat 01 13,095 Kb check
Taqwa 01 11,883 KB check
Tilu Tugas Hirup 01 12,743 KB check
Tobat 01 12,438 KB check
Tugas Risalah 01 13,146 KB check

jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua

..TERIMAKASIH..
5 Jadi Lebih Baik: Mei 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Mp3 Sunda KH. Af Ghozali KH. Af Ghoazali Judul Part Play Size Download Abdi All...

Keangkuhan yg Menjerumuskan

check wilujeungs.blogspot.com,- Diriwayatkan oleh Abi Hurairah,  Nabi Muhammad SAW pernah bercerita, suatu ketika ada tiga orang dari kabilah Bani Israil, ketiganya menderita penyakit. Ada yang kusta, botak, dan buta. Lalu Allah mengutus malaikat untuk menguji ketiganya.

Pertama, malaikat mendatangi orang yang menderita kusta dan malaikat menanyainya, “Apa yang paling kamu inginkan?” Orang kusta itu menjawab, “Aku ingin wajah tampan dan kulit tubuh yang indah,  dan tidak akan ada lagi sesuatu dariku yang dibenci oleh banyak orang.”

Kemudian malaikat membasuh kulit orang tersebut, dan wajahnya berubah sesuai permintaan. Malaikat menanyainya lagi, “Lantas, harta apa yang kamu inginkan?” “Unta,” jawab si Kusta. Akhirnya si kusta diberi unta hamil. Dan malaikat mendoakan semoga membawa berkah.

Yang kedua, malaikat mendatangi orang yang botak. Dan menanyainya dengan hal sama seperti si kusta. Si botak menginginkan rambut yang bagus, serta tidak ada lagi sesuatu darinya yang dibenci oleh banyak orang.

Lalu malaikat membasuh kepala si botak, dan tumbuhlah rambutnya sesuai yang diinginkan. Malaikatpun bertanya lagi, “Harta apa yang paling kamu inginkan?” “Sapi hamil,” jawab si botak. Malaikat memberikan apa yang dimintanya.

Malaikat pun mendoakan semoga harta tersebut membawa berkah. Peristiwa yang sama juga diberi kepada orang cacat yang ketiga, yaitu orang buta. Si buta menginginkan agar Allah mengembalikan penglihatannya lagi, agar dapat melihat manusia.

Kemudian, keinginannya pun dikabulkan, si buta dapat melihat seperti sebelumnya. Malaikatpun menanyainya, “Harta apa yang kamu inginkan?” “Kambing yang beranak,” jawab si buta. Permintaanpun dikabulkan.

Setelah waktu yang lama, malaikat mendatangi mereka lagi dengan menyamar sebagai sosok pria miskin. Pertama, malaikat mendatangi orang yang sebelumnya mengidap kusta.

Malaikat berkata, “Aku telah kehabisan bekal perjalanan, dan daku tidak mampu bertahan lagi kecuali mendapat pertolongan dari Allah dan kamu yang telah diberi wajah tampan dan harta. Aku minta satu ekor unta paling kecil saja untuk bekal perjalanan.”

Orang yang awalnya kusta tadi mengecoh dan menanggapinya, “Peminta itu banyak. Dan ini semua berkat warisanku yang banyak.” Akibatnya, malaikatpun mendoakan, sehingga dia kembali kusta dan miskin. Begitu juga yang terjadi pada orang yang awalnya botak.

Tetapi, tidak pada orang yang awalnya buta. Ketika malaikat mendatanginya, orang tersebut menghargai kedatangan malaikat, dan menyuruh sosok miskin tadi mengambil apa yang dia minta. Namun, sebenarnya tujuan malaikat bukan mengambil harta, karena semua hanyalah ujian dari Allah.

Kisah yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah keangkuhan bukan mengantarkan pada seseorang kepada kebaikan, melainkan membawa ke jurang keburukan.


Oleh Khoirul Anwar Afa
yy/republika.co.id

jika menurut anda catatan ini bermanfaat silahkanlah sebarkanlah
semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua

..TERIMAKASIH..
5 Jadi Lebih Baik: Mei 2014 wilujeungs.blogspot.com,- Diriwayatkan oleh Abi Hurairah,  Nabi Muhammad SAW pernah bercerita, suatu ketika ada tiga orang dari kabilah ...
< >